Naskah Khutbah Jum’at:
UPAYA MENGHINDARI KEMATIAN SU’UL KHATIMAH:
NASEHAT SYAIKHUL ISLAM SAYYID ABDILLAH BIN ‘ALAWI
AL-HADDAD
(Oleh: Mohamad Kholil, S.S., M.S.I.)
Jum’at, Januari/Februari 2019
(Khutbah I)
الحمد لله الذي نزَّل الفرقانَ على عبده لِيكونَ
للعالمين نذيرًا. الذي له ملكُ السموات والأرضِ وخلقَ كلَّ شيء فقَدّره تقديرًا. خلق
الإنسانَ مِن نطفةٍ أمشاجٍ يَبتَلِيهِ فجعَله سميعًا بصيرًا. ثمّ هَداه السبيلَ إمّا
شاكرًا وإمّا كفورًا. فمَن شكَر كان جزاؤُه جنّةً وحَريرًا ونعيمًا ومُلكًا كبيرًا.
ومَن كفَر لَم يَجدْ له من دون الله وليًّا ولا نصيرًا. نحمدُه تبارك وتعالى حمدًا
كثيرًا، ونعوذ بنور وجهِه الكريم مِن يومٍ كان شرُّه مُستطيرًا. ونسألُه أن
يُلقِّينا يومَ الحَشْر نَضرَةً وسُرورًا. أشهد أن لا إله إلا الله شهادةً تجعلُ
الظُّلمةَ نورًا. وأشهد أنّ سيّدنا محمدًا عبدُه المُرْسَلُ مبشِّرًا ونذيرًا. وداعيًا
إلى الله بإذنه وسراجًا منيرًا. اللهم صلِّ وسلِّم وبارك على سيّدنا محمد وعلى آله
وأصحابه وجميع أُمّته عدد أنفاس مخلوقاتك شهيقًا وزفيرًا. أمّا بعد، فيا أيّها المسلمون رحمكم
الله، أوصيني نفسي وإيّاكم بتقوى الله وطاعته لعلّكم تُفلِحون.
Hadirin sidang Jum’ah yang semoga dirahmati Allah,
Syaikhul Islam al-‘Allamah “Quthb ad-Da’wah
wal Irsyad”: Sayyid Abdillah bin ‘Alawi bin Muhammad al-Haddad (1634 – 1720
M), seorang ulama salafus shalih penyusun Awrad Ratib al-Haddad, dalam
kitabnya yang berjudul Sabîlul Iddikâr wal I’tibâr (Dar al-Hawi, Cet.
II, 1998, hlm. 56) beliau mengemukakan 5 (lima) golongan orang yang
dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan su’ul khatimah. Di dalam
kitabnya tersebut beliau mengatakan:
أَكثرُ مَن
يُخشَى عليه سُوءُ الخاتمة، والعياذ بالله: الْمُتَهَاوِن بالصّلاة، وَاْلمُدْمِنُ
لِشُرْبِ الخَمْرِ، والعاقُّ لوالديه، والّذي يُؤذِي المسلمين، وكذالك المُصِرّون
على الكبائر والمَوبقات الّذين لم يتوبوا الى الله منها.
“Orang
yang paling dikhawatirkan meninggal dunia dalam keadaan su’ul khatimah adalah: 1)
orang yang suka meremehkan shalat; 2) orang yang gemar minum-minuman keras; 3)
orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya; 4) orang yang suka menyakiti
(mendzalimi) orang lain; dan 5) orang yang terus-menerus berbuat dosa besar dan
kekejian dan ia tidak mau segera bertobat kepada Allah. Wal ‘iyadzu billah.”
Jama’ah sekalian rahimakumullah,
Dalam penjelasan Sayyid Abdillah bin ‘Alawi al-Haddad
di atas, golongan pertama orang yang dikhawatirkan meninggal dunia
dalam keadaan su’ul khatimah adalah orang yang suka meremehkan atau
meninggalkan shalat. Karena shalat merupakan amal pertama yang akan dihisab
oleh Allah SWT kelak di hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW:
أوّلُ ما
يُحَاسَب به العبدُ يومَ القيامة مِن عمله صَلاتُه، فإنْ صَلُحتْ فقد أفلَح
وأنجَح، وَإنْ فسدتْ فقد خابَ وَخَسِرَ.
“Sesungguhnya perbuatan manusia yang pertama kali akan
dihisab oleh Allah di hari kiamat adalah shalatnya. Maka apabila shalatnya
baik, sungguh ia akan beruntung dan lulus dari hisab. Dan jika shalatnya rusak,
sesungguhnya ia telah gagal dan akan mendapatkan kerugian.”
(HR. Tirmidzi).
Oleh karenanya, marilah kita selalu berupaya sekuat
tenaga menjaga shalat kita. Karena dalam keadaan atau alasan apapun shalat (lima
waktu) tak boleh ditinggalkan. Kesadaran akan pentingnya menjaga shalat ini juga
hendaknya kita tanamkan kepada orang-orang di sekitar kita, khususnya keluarga dan
anak-anak kita. Sebab Allah SWT telah mengingatkan kita agar menjaga diri dan
keluarga dari ancaman siksa api neraka, sebagaimana firman-Nya:
يا أيّها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم ناراً وقودها الناس
والحجارة عليها ملائكةٌ غلاظٌ شِدادٌ لا يَعصُون اللهَ ما أمرَهم ويفعلون ما يُؤمَرون.
“Hai orang-orang yang
beriman, jagalah diri dan keluarga kalian dari api neraka yang bahan bakar
utamanya adalah manusia dan bebatuan; neraka itu dijaga oleh malaikat yang
sangat bengis dan kasar, mereka tidak pernah mendurhakai Allah dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan Allah kepada mereka”. (QS. Al-Tahrim: 6).
Hadirin sekalian yang semoga dimuliakan Allah,
Kemudian golongan kedua adalah mereka
yang gemar mengkonsumsi khamr atau minuman keras. Terkait hukum
mengkonsumsi minuman keras (miras) Nabi SAW bersabda:
كلُّ مُسكِر
خمَر وكلّ خمَرٍ حرام
“Setiap yang memabukkan disebut khamr, dan semua khamr
itu diharamkan.”
Mengapa demikian?. Karena prilaku atau kebiasaan mengkonsumsi
miras tidak hanya akan merusak mental dan membahayakan diri sendiri, tetapi
juga orang lain. Kita tentunya sudah sering mendengar, banyak kecelakaan lalu
lintas terjadi akibat pengendara yang dipengaruhi oleh miras atau obat-obatan. Kita
juga sering menyaksikan berbagai kasus kejahatan atau kriminalitas, yang terjadi
karena faktor minuman keras. Sehingga tepat sekali dalam sebuah maqalah dikatakan:
“al-khamru ummul khabaits” (bahwa khamr adalah induk dari segala
macam kejahatan). Maka barang siapa yang tidak segera menghentikan kebiasaan mengkonsumsi
miras termasuk obat-obatan terlarang, dikhawatirkan kelak hidupnya akan
berakhir su’ul khatimah.
Lalu golongan ketiga adalah mereka yang
durhaka kepada kedua orangtuanya. Durhaka kepada kedua orangtua sangat dilarang
dalam ajaran Islam dan merupakan dosa besar. Sebagaimana dijelaskan dalam sabda
Nabi SAW yang diriwayatkan dari Anas bin Malik RA:
سُئِلَ رسولُ
اللهِ صلى الله عليه وسلم عن الكَبائِرِ قال: الإِشراكُ بِاللهِ، وَعُقوقُ
الْوالِدَيْنِ، وَقَتْلُ النَّفْسِ، وَشَهادَةُ الزّورِ.
“Rasulullah SAW pernah ditanya tentang dosa-dosa
besar. Beliau menjawab, (yang termasuk dosa besar) adalah: menyukutukan Allah,
durhaka kepada kedua orangtua, membunuh, dan memberikan kesaksian palsu.”
Maka sangatlah masuk akal jika durhaka kepada kedua
orangtua, lebih-lebih kepada seorang ibu, dianggap sebagai dosa besar. Karena berkat
perantara dan kasih sayang kedua orangtua lah setiap manusia bisa hidup dan terlahir
ke dunia, tentu dengan segala jerih payah, resiko dan beratnya tanggung jawab yang
ditanggung oleh kedua orangtua, baik di dunia maupun akhirat. Perintah berbakti
kepada orangtua merupakan wasiat langsung dari Allah SWT. Di dalam al-Qur’an
(QS. Luqman: 14) Allah berfirman:
وَوَصَّيْنَا
الْإِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَالُهُ
فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami wasiatkan kepada manusia agar berbuat baik
kepada kedua orangtuanya, (karena betapa) ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan yang sangat lemah hingga menyapihnya pada usia dua tahun, maka
hendaknya kamu bersyukur kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya
kepada-Ku lah kalian semua akan kembali.”
Oleh karenanya, seorang anak yang durhaka kepada
orangtuanya dan tidak mau menerima nasehat dari siapapun agar berbakti kepada keduanya,
maka sangat dikhawatirkan hidupnya akan berakhir dengan su’ul khatimah.
Jama’ah Jum’ah rahimakumullah,
Adapun golongan keempat adalah orang yang
suka menyakiti (mendzalimi) orang lain. Dalam ajaran Islam, mendzalimi orang
lain bukanlah persoalan yang bisa dianggap kecil. Karena Allah SWT akan membuat
perhitungan atas setiap kedzaliman yang dilakukan oleh seseorang kepada
sesamanya. Sebagaimana ditegaskan dalam sebuah hadits marfu’ yang
diriwayatkan dari Anas bin Malik RA:
وَأَمَّا
الظُّلْمُ الَّذِي لا يَتْرُكُهُ الله فَظُلْمُ الْعِبَادِ بَعْضِهِمْ بَعْضًا
حَتَّى يُدَبِّرُ لِبَعْضِهِمْ مِنْ بَعْضٍ
“Bahwa kedzaliman yang tidak akan dibiarkan oleh Allah
(baik di dunia ataupun di akhirat) adalah kedzaliman manusia atas manusia
lainnya hingga mereka menyelesaikan urusannya.”
Dalam hal ini perlu kita ketahui, bahwa setiap perbuatan
dzalim yang kita lakukan terhadap orang lain bisa mengakibatkan kebangkrutan amal
kita kelak di akhirat. Perbuatan dzalim yang kita lakukan di dunia, seperti: merendahkan
dan menindas orang lain, ghibah dan menebarkan fitnah, memakan harta dan
merampas hak-hak orang lain, menumpahkan darah atau melenyapkan nyawa orang
lain, melakukan penipuan, kecurangan atau kesewenang-wenangan yang melukai hati
orang lain, maka kelak semua perbuatan itu akan merenggut amal kebaikan yang
pernah kita lakukan, yakni saat kita dihisab di padang mahsyar pada hari
kiamat. Dan apabila seseorang terus menerus berbuat dzalim, amat dikhawatirkan
hidupnya pun akan berakhir su’ul khatimah.
Hadirin sidang Jum’ah yang dirahmati Allah,
Sedangkan golongan kelima, yaitu mereka
yang terus menerus berbuat dosa besar dan tidak lekas mau bertaubat. Falsafah “emoh
limo” yang diajarkan oleh Raden Ali Rahmatullah atau Sunan Ampel (bin
Syaikh Ibrahim Assamarqandi bin Sayyid Jamaluddin Akbar al-Husaini, yang
masyhur disebut dengan nama Syaikh Jumadil Kubro yang merupakan kakek moyang
Wali Songo), dalam hal ini perlu kita renungkan bersama, agar kita menghindari
5 (lima) macam dosa yang terangkum dalam istilah 5-M, yaitu: 1. Emoh Maen (tidak
mau berjudi), 2. Emoh Mendem (tidak mau mabuk-mabukan), 3. Emoh Maling
(tidak mau mencuri, termasuk juga korupsi), 4. Emoh Madat (tidak mau
menghisap candu, ganja atau narkoba), dan 5. Emoh Madon (tidak mau
bermain perempuan). Lima hal yang diajarkan oleh Sunan Ampel untuk dijauhi tersebut
merupakan perbuatan dosa yang sangat dikecam oleh Allah dan semua rasul-Nya. Oleh
karena itu, orang yang terus menerus sepanjang hidupnya melakukan dosa-dosa
tersebut tanpa usaha atau keinginan untuk bertaubat, maka sangat dikhawatirkan
hidupnya juga akan berakhir su’ul khatimah. Na’udzu billah tsumma
na’udzu billah. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan pertolongan kepada
kita semua agar terhindar dari dosa-dosa di atas, seraya berharap semoga kelak
kita semua dapat meraih husnul khatimah di akhir hayat kita, amin ya
rabbal ‘alamin.
بارَك اللهُ لي ولكم في القرآن العظيم, ونَفَعَنِي وَإِيَّاكم بما فيه مِنَ
الآيات والذّكر الحكيم, وَتَقَبَّلَ منّي ومنكم تلاوتَه إِنّه هو السّميع العليم. أَقُولُ
قَولِي هذا واستغفِرُ اللهَ العظيمَ لي ولكم فاستغفِروه، إِنّه هو الغفور الرّحيم.
(Khutbah II)
الحمد لله الذي أَكرَمَنا بِدِين الحقّ المبين،
وأَفضَلَنا بِشريعة النّبي الكريم، أشهد أن لا اله إلاّ اللهُ وحده لا شريك له
الملِكُ الحقُّ المبين، وأشهد أنّ سيّدَنا ونبيَّنا محمدا عبدُه و رسولُه
سيّدُالأنبياء والمرسلين، اللهم صلّ وسلّم وبارك على نبيِّنا محمد وعلى اله وصحبه
والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد: فيأيّها الناس اتّقوا الله،
وافعلوا الخيرات واجتنبوا عن السيئات، واعلموا أنَّ الله أمَركم بأمرٍ بدأ فيه
بنفسه وثـنّى بملآئكته بقدسه, وقال تعالى: إنَّ الله وملآئكته يصلّون على النبى
يآأيها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللهمّ صلّ على سيدنا محمد وعلى
أنبيآئك ورُسُلِك وملآئكتِك المقرّبين, وارضَ اللهمّ عن الخلفاء الراشدين أبي بكر
وعمر وعثمان وعليّ وعن بقيّة الصحابة والتابعين وتابعي التابعين لهم بإحسان إلى
يوم الدين, وارض عنّا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين.
اللّهمّ اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات،
الأَحياءِ منهم والأَمواتِ، إِنّك سميعٌ قريبٌ مُجِيبُ الدّعَوات. اللهم اختم لنا
بالإسلام واختم لنا بالإيمان واختم لنا بحسن الخاتمة ولا تَختِم علينا بسوء
الخاتمة. ربّنا آتنا في الدّنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النّار. فيا عباد الله،
إنّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي
يعظكم لعلّكم تذكّرون. فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم
ولذكرالله اكبر.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar