Naskah Khutbah Jum’at:
EMPAT AMAL PALING BERAT
Oleh: Mohamad Kholil, S.S., M.S.I.
Khutbah I
اَلْحَمْدُ
لِلَّهِ الْمَحْمُوْدِ عَلَى كُلِّ حَالٍ،
اَلْمَوْصُوْفِ بِصِفَاتِ الْجَلاَلِ وَالْكَمَالِ، الْمَعْرُوْفِ بِمَزِيْدِ
اْلإِنْعَامِ وَاْلإِفْضَالِ. أَحْمَدُهُ سُبْحَاَنَهُ وتعالى وَهُوَ
الْمَحْمُوْدُ عَلَى كُلِّ حَالٍ. أَشْهَدُ أَنَّ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ
وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ ذُو الْعَظَمَةِ وَالْجَلاَلِ, وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَخَلِيْلُهُ الصَّادِقُ الْمَقَالِ.
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَأَصْحَابِهِ خَيْرِ صَحْبٍ وَآلٍ, وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كثيرا. أَمَّا بَعْدُ؛ فيا أيّها الحاضرون رحمكم الله، أوصيني نفسي وإيّاكم
بتقوى الله الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ
كِتَابِهِ الكريم: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ
نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا
تَعْمَلُوْنَ
Hadirin sidang Jum’at rahimakumullah,
Syaikh Nawawi ibnu Umar al-Bantani, seorang ulama yang
dijuluki “Sayyid Ulama’ Hijaz” (pemimpin ulama Makkah dan Madinah pada
zamannya), guru besar di Masjidil Haram sekaligus guru dari hampir seluruh
ulama besar di tanah Jawa pada akhir abad 19 M, termasuk salah satunya adalah Hadhratus Syaikh KH.
M. Hasyim Asy’ari, dalam kitabnya Nashaihul ‘Ibad, beliau mengutip
perkataan Sayyidina Ali bin Abi Thalib KW tentang empat amal yang paling sulit
dilakukan oleh seorang muslim. Sayyiduna Ali bin Abi Thalib KW mengatakan:
إنّ أصعبَ الأعمال أربع خصال: العَفوُ عند الغَضَب
والجُودُ في العُسرَة والعِفَّةُ في الخَلوَة وقَولُ الحقّ لِمَن يَخَافُه أو
يَرجُوه
Sesungguhnya ada empat amal yang paling sulit
dilakukan oleh seorang muslim. Pertama, al-'afwu 'indal ghadhab, yakni
memberi maaf kepada orang lain walau dalam keadaan marah. Memberi maaf pada
dasarnya bukan hal yang mudah, apalagi saat seseorang tengah dikuasai amarah.
Untuk itulah Rasulullah SAW pernah menasehati para sahabatnya agar segera mengambil
air wudhu ketika sedang marah. Karena amarah merupakan bentuk lain dari api
syaitan yang menyala-nyala, dan api hanya bisa dipadamkan oleh air wudhu.
إِنَّ
الْغَضَبَ مِن الشَّيْطَان وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِن النَّارِ وَإِنَّمَا
تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ
Sesungguhnya
amarah itu bersumber dari syaithan, dan syaithan itu diciptakan dari api yang
menyala-nyala. Maka hanya dengan air api itu bisa dipadamkan. Oleh karenanya,
apabila kalian sedang marah, bersegeralah mengambil air wudhu.
Demikianlah kondisi seseorang ketika marah, ia akan
cenderung sulit mengendalikan diri. Maka jika seseorang marah namun ia masih
bisa memberikan maaf kepada orang lain, sesungguhnya ia telah melakukan amal
yang paling sulit. Oleh karena itu Allah pun menjamin bagi siapa saja yang mampu
mengendalikan amarahnya, akan diselamatkan oleh Allah dari siksa api neraka. Sebagaimana
sabda Rasulullah SAW:
من كفّ غضبَه كفّ الله عنه عذابَه
Barang siapa
yang mampu mengendalikan amarahnya, maka Allah akan mengendalikan (menjauhkan)
siksa-Nya.
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW juga bersabda:
ما زاد الله عبدا بِعَفْوٍ إلاّ عِزًّا
Allah tidak
akan menambahkan kepada seorang hamba yang mau memaafkan kecuali kemuliaan.
Ma'asyiral muslimin
rahimakumullah,
Amal terberat yang kedua adalah al-juud
fil 'usroh, yakni tetap menjadi pemurah dan dermawan meski dalam
keadaan susah. Menjadi dermawan bukanlah perkara mudah, apalagi dilakukan dalam
kondisi ekonomi yang sedang susah. Oleh karena sulitnya melakukan amal demikian,
Allah memposisikan orang dermawan dalam posisi yang sangat terhormat,
sebagaimana disabdakan oleh Nabi SAW:
Orang yang
dermawan itu sangat dekat dengan Allah, sangat dekat dengan surga, sangat dekat
dengan manusia, dan jauh dari siksa neraka.
Dalam hadits yang lain Rasulullah SAW juga bersabda:
اتقوا النار ولو بشِقّ تَمرة
Jauhkanlah
dirimu dari api neraka walau dengan bersedekah sebutir kurma.
Lalu amal paling sulit yang ketiga adalah al-iffah
fil kholwah, yaitu menghindarkan diri dari perbuatan dosa dalam keadaan
sepi dan tak ada seorang pun yang melihat. Amal ketiga ini merupakan ujian akan
keikhlasan seseorang dalam melakukan amal dan ibadah. Bahwa dalam melakukan amal
kebaikan ataupun menghindari dosa dan maksiat, seseorang tidak perlu menimbang
apakah perbuatannya itu diketahui oleh orang lain atau tidak. Karena jika
seseorang meninggalkan suatu amal karena faktor orang lain maka itu disebut
riya’, dan apabila ia melakukan suatu amal karena orang lain maka itu termasuk syirik,
sebagaimana diterangkan oleh Imam Ibnu Iyadh:
تَرك العمل لأجل الناس رياء ، والعمَل لأجلهم شِرك
Orang yang
meninggalkan amal karena faktor orang lain termasuk riya, dan orang yang melakukan
amal karena orang lain merupakan perbuatan syirik.
Jama'ah sekalian
rahimakumullah,
Kemudian amal paling sulit yang keempat
adalah qaulul haq li man yakhofuhu au yarjuhu, yaitu mengatakan
kebenaran sesuai fakta apa adanya walau kepada orang yang ditakuti maupun orang
yang diharapkan. Karena umumnya orang akan berbicara menyesuaikan atau melihat
siapa yang diajak bicara. Seringkali seseorang hanya akan membicarakan hal-hal
yang disukai lawan bicaranya, meski itu adalah kebohongan, jika lawan bicaranya
itu adalah orang yang ditakuti atau diharapkan karena faktor hubungan kerja
atau kepentingan-kepentingan lainnya. [ ] Semoga kita semua senantiasa diberi petunjuk
dan kekuatan, agar selalu istiqamah dalam menjalankan ajaran-Nya, termasuk
melakukan empat amal paling berat sebagaimana dijelaskan di atas.
أعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. وَالْعَصْرِ. إِنَّ الإِنسَانَ لَفِي خُسْرٍ. إِلاَّ
الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا
بِالصَّبْرِ.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah II
اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الأزْمَانِ وَالآنَاءِ، فَلاَ ابْتِدَاءَ
لِوُجُوْدِهِ وَلاَ انْتِهَاءَ، يَسْتَوِيْ بِعِلْمِهِ السِّرُّ وَالْخَفَاءُ، وهو
القَائِلِ: وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ
إِلاَّ اللهُ الْكَبِيْرُ المُتَعَالِ، المُنَزَّهُ عَنِ الشَّبِيْهِ
وَالْمِثَالِ، الَّذِيْ يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ كُلُّ شَيْءٍ فِي الْغُدُوِّ
وَالآصَالِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ
حَذَّرَنَا مِنْ دَارِ الفُتُوْنِ، المُنَزَّلُ عَلَيْهِ: إِنَّكَ
مَيِّتٌ وَإِنَّهُمْ مَيِّتُوْنَ. اللَّهُمَّ فصَلِّ وسلّم عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ خَاتَمِ الأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَعَلَى آلِهِ الطَّيِّبِيْنَ
وَأَصْحَابِهِ الأَخْيَارِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ اللهِ
أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. واعلموا أنَّ الله أمَركم بأمرٍ بدأ فيه بنفسه وثـنّى
بملآئكته بقدسه, وقال تعالى: إنَّ الله وملآئكته يصلّون على النبى يآأيها الذين
آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللهمّ صلّ على سيدنا محمد وعلى أنبيآئك
ورُسُلِك وملآئكتِك المقرّبين, وارضَ اللهمّ عن الخلفاء الراشدين أبي بكر وعمر
وعثمان وعليّ وعن بقيّة الصحابة والتابعين وتابعي التابعين لهم بإحسان إلى يوم
الدين, وارض عنّا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين.
اللّهمّ اغفر
للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأَحياءِ منهم والأَمواتِ، إِنّك سميعٌ
قريبٌ مُجِيبُ الدّعَوات. اللهم اختم لنا بالإسلام واختم لنا بالإيمان واختم لنا
بحسن الخاتمة ولا تَختِم علينا بسوء الخاتمة. اللهمّ اصرف عنّا البلاء والوباء
ونجّنا من الطاعون والكورونا ما نعلم وما لا نعلم وأنت علّام الغيوب. تحصّنّا بذي
العزّة والجبروت واعتصمنا بربّ الملكوت وتوكّلنا على الحيّ الذي لا يموت. اللهمّ
إنّا استودعناك هذه القرية وبلادَ إندونيسيا أهلَها كبارَها وصغارها رجالها
ونساءها بجودك وكرمك يا أكرم الأكرمين. ربّنا آتنا في الدّنيا حسنة وفي الآخرة حسنة
وقنا عذاب النّار. فيا عباد الله، إنّ الله يأمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى
وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلّكم تذكّرون. فاذكروا الله العظيم
يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكرالله اكبر.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar