Khutbah Pertama:
الحمد لله الذي منّ علينا برسوله الكريم, وهدانا به إلى
الدين القويم والصراط المستقيم, وأمرنا بتوقيره وتعظيمه وتكريمه, وفرض على كلّ
مؤمن أن يكون أحبَّ إليه من نفسه وأولاده وخليله, وجعل محبّتَه سببا لمحبّته
وتفضيله, أشهد أن لا إله إلاّ اللهُ الرؤوفُ الرحيم, وأشهد أنّ محمّدا عبده ورسوله
ذو الجاه العظيم, صلّى الله وسلَّم عليه وعلى سائر المرسلين, وآل كلٍّ والصحابة
والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين. أمّا بعد, فيا أيّها الحاضرون, اتّقوا اللهَ
حقَّ تُقاته, ولا تموتنّ إلاّ وأنتم مسلمون.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Hari ini kita telah berada di bulan ketiga hijriyah, yakni bulan Rabi’ul Awal 1446 H. Bulan ini disebut juga dengan bulan Maulud atau Maulid, karena pada bulan inilah 15 abad yang lalu dilahirkan ke dunia seorang manusia paripurna, penutup para Nabi dan Rasul, baginda Nabi Agung Muhammad SAW. Imam Ja'far bin Hasan bin 'Abdul Karim al-Husaini asy-Syahzuri di dalam kitabnya ‘Iqdul Jawahir atau yang lebih dikenal dengan nama kitab Maulid al-Barzanji, beliau mengungkapkan:
وكان
صلى الله عليه وسلم أكمل الناس خلقاً وخلقاً ذا ذات وصفات سنية
“Bahwasanya Rasulullah SAW merupakan manusia paling sempurna, baik bentuk maupun akhlaknya, dan ia memiliki dzat serta sifat-sifat yang agung”.
Sebagai umatnya, marilah di bulan Maulid ini kita berupaya kembali meneladani akhlak-akhlak beliau dan menjadikannya sebagai teladan utama dalam perilaku kehidupan kita sehari-hari. Di dalam al-Qur’an al-Karim pada surat at-Taubat: 128, Allah SWT berfirman:
لَقَدْ جَآءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا
عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِٱلْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ
“Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari kalangan kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan kalian, ia sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, dan ia amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.”
Ayyuhal hadhirun rahimakumullah,
Dalam firman Allah di atas, ada 4 sifat dan karakter mulia yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, yaitu: (1) ‘Azizun ‘alaihi maa ‘anittum, (2) Harishun ‘alaikum, (3) Rauf, (4) Rahim.
Pertama, ‘azizun ‘alaihi maa ‘anittum, maksudnya adalah bahwa semua kesengsaraan, kesusahan, penderitaan dan hal-hal pahit lainnya yang dirasakan oleh umatnya juga dirasakan oleh beliau. Beliau merasakan semua itu sebelum dirasakan oleh umatnya, bahkan seluruh waktu yang ia miliki digunakan untuk memikirkan umatnya. Tidak hanya di dunia, Rasulullah juga memikirkan urusan umatnya ketika di akhirat.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Amr bin ‘Ash, diceritakan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW membaca dua ayat al-Qur’an yang berisi curahan hati Nabi Ibrahim dan Nabi ‘Isa AS yang mengadukan kepada Allah tentang kondisi umatnya. Nabi Ibrahim berkata:
رَبِّ اِنَّهُنَّ اَضْلَلْنَ
كَثِيْرًا مِّنَ النَّاسِ فَمَنْ تَبِعَنِيْ فَاِنَّه مِنِّيْ وَمَنْ عَصَانِيْ فَاِنَّكَ
غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan banyak manusia. Barang siapa yang mengikutiku maka ia termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakaiku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Ibrahim: 36)
Demikian pula Nabi ‘Isa, ia mengadukan
umatnya kepada Allah:
اِنْ تُعَذِّبْهُمْ فَاِنَّهُمْ عِبَادُكَ وَاِنْ
تَغْفِرْ لَهُمْ فَاِنَّكَ اَنْتَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ
“(Ya Tuhanku) Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Al-Maidah: 118)
Seketika
Rasulullah SAW pun menangis setelah membaca dua ayat tersebut lalu mengangkat
kedua tangannya sembari berkata: “Allahumma ummati, ummati, ummati (Ya
Allah, bagaimana dengan umatku)”. Allah lalu berkata kepada Jibril:
يا جبريلُ اذهبْ إلى محمّد - وربّك أعلم - فاسْأَلْه مَا يَبْكِيْكَ
“Wahai Jibril, pergilah kepada Muhammad, tanyakan apa yang membuatnya menangis”. Seketika itu Jibril pun pergi mendatangi Rasulullah dan menanyakan apa yang menyebabkannya menangis. Rasulullah SAW hanya menjawab: Wahuwa a’lamu (Allah lebih mengetahui). Mendengar jawaban dari Rasulullah, Jibril langsung menyampaikannya kepada Allah. Lalu Allah berkata kepada Jibril:
يا جبريلُ اذهبْ إلى محمّد فقل إنّا سَنُرضِيكَ في أمّتك ولا نَسُوءُك
“Wahai Jibril, pergilah
kepada Muhammad dan katakan kepadanya: “Sesungguhnya Aku (Allah) akan selalu membuatmu
ridha (dengan apapun permohonanmu), dan Aku tidak akan menyakitimu.”
Di
dalam kitab Syarh Muslim, Imam Abi Zakariyya an-Nawawi menjelaskan:
هذا الحديثُ مشتمِل على أنواع من الفوائد منها : بيانُ كمالِ شَفَقَةِ النبي - صلى الله عليه وسلم - على أُمّتِه واعتِنَائِه بمَصَالِحِهم ، واهتِمَامِه بأَمرِهم ، ومنها : استحباب رفع اليدين في الدعاء ، ومنها : البِشارة العظيمة لهذه الأمّة - زادها الله تعالى شرَفا - بما وعَدها اللهُ تعالى بِقوله : سنرضيك في أمتك ولا نسوءك وهذا مِن أرجى الأحاديث لهذه الأمّة أو أرجاها ، ومنها : بيان عَظْم مَنْزِلَة النبي - صلى الله عليه وسلم - عند الله تعالى وعظيم لُطْفه [ ص: 439 ] سبحانه به - صلى الله عليه وسلم - ، والحكمة في إرسال جبريلَ لِسُؤالِه - صلى الله عليه وسلم - إظهار شَرَف النبي - صلى الله عليه وسلم - ، وأنه بالمحلّ الأعلى فيسترضى ويكرم بما يرضيه والله أعلم .
(Hadits tersebut di dalamnya menjelaskan beberapa hal yang
sangat penting, yaitu: 1) mengenai kasih sayang Nabi yang sempurna kepada
umatnya serta perhatian dan kepedulian beliau yang sangat besar untuk kebaikan
mereka, 2) berkaitan dengan sunnahnya mengangkat kedua tangan saat berdo’a, 3)
kabar gembira dan janji Allah SWT kepada umat Rasulullah SAW dengan memberikan kemuliaan
tersendiri dibandingkan kepada umat-umat yang lainnya, 4) menjelaskan keagungan
posisi Nabi SAW di sisi Allah SWT dan besarnya kasih sayang Allah SWT kepada beliau
dan umatnya).
Hadirin sidang Jum’at yang dirahmati Allah,
Kemudian sifat Nabi yang kedua, harishun ‘alaikum. Yang artinya Rasulullah mempunyai keinginan yang sangat besar agar semua umatnya senantiasa berada dalam cahaya petunjuk dan keimanan, serta jauh dari segala bentuk kemusyrikan. Keinginan beliau yang sangat besar agar manusia berada dalam cahaya keimanan sangat tampak dari kegigihan beliau dalam berdakwah. Segala rintangan yang datang silih berganti, fitnah dan api permusuhan yang datang kepada beliau, serta serangan dan ancaman apapun yang dialami sama sekali tidak menyurutkan semangat beliau dalam berdakwah demi menunjukkan jalan yang benar kepada umat manusia.
Lalu sifat Nabi yang ketiga dan keempat, raufun rahim (bersifat penyantun dan penyayang). Imam al-Baghawi dalam kitab tafsirnya Ma’alimut Tanzil menjelaskan bahwa kasih sayang dan sikap santun Rasulullah tidak hanya kepada umat Islam atau orang-orang yang taat saja, namun juga kepada mereka yang bergelimang maksiat dan dosa.
قِيْلَ: وهو رَؤُوْفٌ بِالْمُطِيْعِيْنَ رَحِيْمٌ
بِالْمُذْنِبِيْنَ
“Bahwa Rasulullah itu penyantun kepada orang-orang yang taat, dan tetap penyayang meski kepada orang-orang yang bergelimang dosa atau maksiat”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Itulah
empat sifat mulia Rasulullah SAW yang diterangkan oleh Allah dalam QS. at-Taubah:
128. Semoga kita semua senantiasa diberikan petunjuk dan kemudahan oleh Allah SWT
dalam upaya mengikuti dan meneladani sifat-sifat luhur dan suri teladan beliau.
Aamin ya Rabbal ‘Alamin.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي
الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ
وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ
هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua:
الحمد لله على إحسانه, والشكر له على توفيقه وامتنانه. أشهد أن لا إله إلاَّ
الله وحده لا شريك له, وأشهد أنَّ سيدنا محمدا عبده ورسوله الدّاعى إلى رضوانه.
اللهمّ صلّ على سيدنا محمد, وعلى آله وأصحابه وسلِّم تسليما كثيرا. أمّا بعد, فيا
أيها الناس, اتّقوا الله فيما أمر وانتهوا عمّا نَهَاكم. واعلموا أنَّ الله أمَركم
بأمرٍ بدأ فيه بنفسه وثـنّى بملآئكته بقدسه, وقال تعالى إنَّ الله وملآئكته يصلّون
على النبى يآأيها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللهمّ صلّ على سيدنا
محمد وعلى أنبيآئك ورسلك وملآئكتك المقرّبين, وارضَ اللهمّ عن الخلفاء الراشدين
أبي بكر وعمر وعثمان وعليّ وعن بقيّة الصحابة والتابعين وتابعي التابعين لهم
بإحسان إلى يوم الدين, وارض عنّا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين. اللهمّ اغفر
للمؤمنين والمؤمنات والمسلمين والمسلمات الأحيآء منهم والأموات, إنّك سميع قريب
مجيبُ الدعوات. اللهمّ أعزّ الإسلام والمسلمين وَأَذِلَّ الشّركَ والمشركين وانصر
عبادَك الْمُوَحِّدِين المخلِصين واخذُل مَن خذَل المسلمين ودَمِّرْ أعدآئَنا
وأعدآءَ الدّين وأَعْلِ كلماتِك إلى يوم الدين. اللهمّ ادفع عنّا البلاءَ
والوَباءَ والزَّلازِلَ والْمِحَنَ وسوءَ الفتنة ما ظهر منها وما بطن عن بَلَدِنا
إندونيسيا خآصةً وعن سائرِ البُلدانِ المسلمين عآمة يَا ربّ العالمين. ربّنا آتنا
في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار. عبادَ الله! إنَّ الله يأمر
بالعدل والإحسان وإيتآء ذي القربى وينهى عن الفحشآء والمنكر والبغي يعظكم لعلّكم
تذكّرون, واذكروا الله العظيم يَذْكُرْكُمْ واشكروه على نِعَمِهِ يَزِدْكم واسئلوه
من فضله يُعْطِكم, وَلَذِكرُ اللهِ أكبر.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar