Naskah Khutbah
Jum’at:
EMPAT KATEGORI
ORANG SHALEH MENURUT SYAIKHUL ISLAM
SAYYID
‘ABDULLAH BIN ‘ALAWI BIN MUHAMMAD AL-HADDAD (PENGARANG RATIB AL-HADDDAD)
(Oleh: Mohamad
Kholil, S.S., M.S.I.)
Jum’at, 16 – 23
Februari 2018
(Khutbah I)
اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي جَعَلَ الْاِسْلَامَ طَرِيْقًا
سَوِيًّا، وَوَعَدَ لِلْمُتَمَسِّكِيْنَ بِهِ وَيَنْهَوْنَ الْفَسَادَ مَكَانًا
عَلِيًّا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ،
شَهَادَةَ مَنْ هُوَ خَيْرٌ مَّقَامًا وَأَحْسَنُ نَدِيًّا. وَأَشْهَدُ أَنَّ
سَيِّدَنَا محمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمُتَّصِفُ بِالْمَكَارِمِ كِبَارًا
وَصَبِيًّا. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَانَ
صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُوْلاً نَبِيًّا، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
الَّذِيْنَ يُحْسِنُوْنَ إِسْلاَمَهُمْ وَلَمْ يَفْعَلُوْا شَيْئًا فَرِيًّا،
أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ، اُوْصِيْنِيْ
نَفْسِىْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Hadirin sidang
Jum’ah yang dirahmati Allah,
Segala puji dan rasa syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT,
karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya kita dapat kembali berkumpul di
masjid ini dalam keadaan sehat jasmani maupun ruhani. Dan berkumpulnya kita
semua di masjid ini, semoga menjadi pertanda masih adanya iman dan Islam yang
terpatri di dalam hati. Itu semua tentu tak lain merupakan hidayah dan
‘inayah-Nya yang juga patut kita syukuri, dengan cara senantiasa menjaga iman
dan taqwa kita kepada Allah Rabbul ‘Izzati, serta meningkatkan amal-amal
sholih agar kita tak menjadi hamba-Nya yang merugi. Iman dan taqwa yang kita
miliki, beserta amal-amal shalih yang kita lakukan sudah seharusnya kita jaga
dengan istiqamah sehidup semati, seraya berharap semoga kita diberikan anugerah
husnul khatimah ketika kelak pada saatnya kita semua menutup usia dan
meninggalkan dunia fana’ ini. Karena menjaga sikap istiqamah dan
kontinyuitas dalam beribadah dan melakukan amal-amal sholih sangatlah penting.
Sebagaimana hal ini dijelaskan oleh Imam al-Ghazali:
لا خيرَ في
خيرٍ لا يدومُ بل شرٌّ لا يدومُ خيرٌ مِن خيرٍ لا يدومُ
“Tak ada baiknya kebaikan
yang tidak dilakukan secara terus menerus. Bahkan keburukan yang tidak
dilakukan terus menerus, itu lebih baik dari pada kebaikan yang dilakukan tidak
terus menerus.”
Sidang Jum’at yang
semoga dirahmati Allah,
Cakupan amal shalih
amatlah luas, sebagaimana diterangkan oleh para ulama:
فهو يشمَل الحياة كلّها، فكلّ ما
يعود بالنفع على الإنسان والكون والحياة يُعدُّ من العمل الصالح الذي يحثّ عليه الإسلام، ما دامتِ النيّة خالصةً لوجه الله الكريم
“Amal shalih itu
mencakup semua urusan kehidupan. Maka perbuatan apapun yang bisa memberikan manfaat
bagi manusia, alam semesta dan kehidupan, merupakan amal shalih yang dianjurkan
dalam ajaran Islam, selama dilakukan dengan niat yang tulus karena Allah SWT”.
Terkait amal
sholeh ini, Syaikhul Islam Sayyid Abdillah bin ‘Alawi bin Muhammad al-Haddad,
seorang ulama Syafi’iyah dan Asy’ariyah sekaligus tokoh thariqat ‘Alawiyyah,
pengarang Awrad Ratib al-Haddad, yang lahir pada tahun 1634 dan wafat
pada tahun 1720 di Tarim, Hadhramaut, Yaman, dalam salah satu kitabnya yang
berjudul al-Fushulul ‘Amaliyah wal Ushulul Hukmiyah (hlm. 21-22), beliau
menjelaskan 4 (empat) macam kategori orang shalih.
Kategori yang pertama adalah,
عَابِدٌ مُسْتَقِيْمٌ زَاهِدٌ مُتَجَرِّدٌ ذُوْ مَعْرِفَةٍ
بِاللهِ تَعَالَى كَامِلَةً وَبَصِيْرَةٍ فِي الدِّيْنِ نَافِذَةً
Yakni, ahli
ibadah yang selalu istiqamah, yang menjalani hidupnya dengan sikap zuhud dan
sederhana, serta berupaya menahan diri agar tidak tergoda untuk memburu nafsu kesenangan
dunia. Mereka senantiasa mencurahkan hidupnya sepenuhnya dalam rangka
pengabdian kepada Allah SWT, baik melalui amaliyah ibadah secara vertikal (hablun
minallah) maupun amal ibadah sosial (hablun minannas), termasuk amaliyah
ibadah yang berkaitan dengan lingkungan dan alam di sekitarnya (hablun ma’al
bi’ah).
Selain itu
mereka juga memiliki pengetahuan (ma’rifat) secara sempurna kepada
Allah. Ma’rifat artinya mengenal Allah SWT secara dekat dengan mata
batin, sehingga karenanya mereka memiliki kesadaran yang tinggi dalam
melaksanakan perintah agama.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Kemudian kategori orang shalih yang kedua,
عَالِمٌ
بِالشَّرْعِ، رَاسِخُ الْقَدَمِ فِي اْلعِلْمِ بِاْلكِتَابِ والسُّنَّةِ, يَعْمَلُ
بِعِلْمِهِ وَيُعَلِّمُ النَّاسَ وَيَنْصَحُهُمْ، وَيَأْمُرُ بِاْلمَعْرُوْفِ،
وَيَنْهَى عَنِ اْلمُنْكَرِ, لَايُداهِنُ فِي الِّدِيْنِ، وَلَايَخْشَى فِي اللهِ
لَوْمَةَ لَائِمٍ
Yakni, seorang
ulama yang memahami secara mendalam syariat agama serta memegang teguh ajaran al-Quran
dan petunjuk-petunjuk Rasulullah. Mereka senantiasa mengamalkan dan mengajarkan
ilmunya, serta memberi nasihat kepada manusia. Mereka konsisten pada kebenaran
dan mencegah kemungkaran, tidak memanipulasi agama (untuk sebuah kepentingan),
dan tidak takut terhadap kecaman dari siapapun dalam menyampaikan kebenaran.
Lalu yang ketiga adalah,
سُلْطَانٌ
عَادِلٌ مُنْصِفٌ حُسْنُ الِّسيْرَةِ صَالحُ السَّرِيْرَةِ، مُسْتَقِيْمُ
السِّيَاسَةِ
Yakni, para
penguasa atau pemimpin yang adil, yang senantiasa jujur dalam berkata dan
bertindak, serta memiliki jiwa pengabdian yang tulus dan rendah hati. Mereka menjalankan
kepemimpinannya dengan menjunjung tinggi norma dan etika serta tidak
menghalalkan segala cara. Mereka tidak mengabdi untuk kekuasaan itu sendiri,
tetapi untuk mewujudkan kesejahteraan bersama demi terciptanya tatanan
kehidupan yang bersendikan pada nilai-nilai akhlak mulia di masyarakat.
Hadirin sekalian rahimakumullah,
Adapun kriteria orang shalih yang keempat adalah,
غَنِيٌّ صَالِحٌ, لَهُ مَالٌ طَيِّبٌ وَاسِعٌ,
يُنْفِقُهُ فِيْ وُجُوْهِ اْلخَيْرَاتِ, وَيُوَاسِي مِنْهُ الضُّعَفَاء وَالمَسَاكِيْنَ,
ويُسِدُّ مِنْهُ حَاجَاتِ اْلمُحْتَاجِيْنَ, لَمْ يُمْسِكِ اْلمَالَ وَلَمْ
يَجْمَعْهُ إلَاّ لِذَالِكَ، وَلِمَا فِي مَعْنَاهُ مِنَ الخَيْرَاتِ
وَاْلمَكْرُمَاتِ.
Yakni, orang
kaya yang baik, yang memiliki kekayaan melalui cara-cara yang bersih, yang membelanjakan
hartanya untuk amal-amal kebaikan, menyantuni orang-orang yang lemah dan kaum miskin,
serta gemar membantu orang-orang yang butuh pertolongan. Mereka tidak menyimpan
atau mengumpulkan hartanya kecuali untuk tujuan berbuat amal-amal kebaikan.
Jama’ah sekalian yang dirahmati Allah,
Keempat kategori
orang shaleh di atas sangatlah dibutuhkan peran dan keberadaannya dalam
kehidupan masyarakat, demi terciptanya tatanan masyarakat yang sejahtera, serta
penuh dengan ridho dan ampunan Allah SWT. Jika salah satunya saja tidak ada,
maka pastilah akan terjadi ketimpangan. Oleh karenanya, harus ada dalam sebuah
masyarakat orang-orang yang ahli ibadah, yang senantiasa istiqamah mendekatkan
diri kepada Allah SWT serta memohonkan ampunan dan keselamatan bersama.
Demikian pula harus ada orang-orang 'alim atau para ulama yang senantiasa
membimbing umat ke jalan yang benar. Juga harus ada para pemimipin yang adil
dan jujur serta bertabiat mulia dalam setiap tindakan dan keputusan-keputusannya,
serta adanya orang-orang kaya yang dermawan, yang memiliki rasa kepedulian
sosial dan komitmen yang tinggi terhadap urusan-urusan agama dan
kemasyarakatan.
Demikian
khutbah ini kami sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita sekalian.
أعوذ بالله
من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. والعصر. إنّ الإنسان لفي خسر. إلاّ
الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحقّ وتواصوا بالصبر. بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ, وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ, وَتَقَبَّلَ
مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ،
إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
(Khutbah II)
الحمد لله الذي أَكرَمَنا بِدِين الحقّ المبين،
وأَفضَلَنا بِشريعة النّبي الكريم، أشهد أن لا اله إلاّ اللهُ وحده لا شريك له
الملِكُ الحقُّ المبين، وأشهد أنّ سيّدَنا ونبيَّنا محمدا عبدُه و رسولُه
سيّدُالأنبياء والمرسلين، اللهم صلّ وسلّم وبارك على نبيِّنا محمد وعلى اله وصحبه
والتابعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد: فيأيّها الناس اتّقوا الله،
وافعلوا الخيرات واجتنبوا عن السيئات، واعلموا أنَّ الله أمَركم بأمرٍ بدأ فيه
بنفسه وثـنّى بملآئكته بقدسه, وقال تعالى: إنَّ الله وملآئكته يصلّون على النبى
يآأيها الذين آمنوا صلّوا عليه وسلّموا تسليما. اللهمّ صلّ على سيدنا محمد وعلى
أنبيآئك ورُسُلِك وملآئكتِك المقرّبين, وارضَ اللهمّ عن الخلفاء الراشدين أبي بكر
وعمر وعثمان وعليّ وعن بقيّة الصحابة والتابعين وتابعي التابعين لهم بإحسان إلى
يوم الدين, وارض عنّا معهم برحمتك ياأرحم الراحمين.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ
وَالْمُسْلِمَاتِ، الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ
مُجِيْبُ الدّعَوات. اللَّهُمَّ اجْعَلْ جَمْعَنَا هَذَا جَمْعًا مَرْحُوْمًا،
وَاجْعَلْ تَفَرُّقَنَا مِنْ بَعْدِهِ تَفَرُّقًا مَعْصُوْمًا، وَلا تَدَعْ
فِيْنَا وَلا مَعَنَا شَقِيًّا وَلا مَحْرُوْمًا. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ
الْهُدَى وَالتُّقَى وَالعَفَافَ وَالغِنَى. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ أَنْ
تَرْزُقَ كُلاًّ مِنَّا لِسَانًا صَادِقًا ذَاكِرًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا
مُنِيْبًا، وَعَمَلاً صَالِحًا زَاكِيًا، وَعِلْمًا نَافِعًا رَافِعًا،
وَإِيْمَانًا رَاسِخًا ثَابِتًا، وَيَقِيْنًا صَادِقًا خَالِصًا، وَرِزْقًا
حَلاَلاً طَيِّبًا وَاسِعًا، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ. رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِينَ
سَبَقُونَا بِاْلإِيمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلاًّ لِلَّذِينَ
آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَحِيمٌ. ربّنا آتنا في الدّنيا حسنة وفي الآخرة
حسنة وقنا عذاب النّار. والحمد لله رب العالمين. عبادالله، إنّ الله يأمر بالعدل
والإحسان وإيتاء ذي القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر والبغي يعظكم لعلّكم تذكّرون.
فاذكروا الله العظيم يذكركم واشكروه على نعمه يزدكم ولذكرالله اكبر.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar